EVAKUASI KORBAN KEBAKARAN DI RSUD
SURADADI (5 LEVEL PREVENTION)
Hari
Minggu (13/19), RSUD Suradadi tampak chaos,
di Gedung Baruna lantai 1 dan lantai 2 ramai dengan evakuasi pasien yang
dirawat keluar dari Gedung untuk penyelamatan dari kebakaran. Kebakaran di
ruangan Baruna lantai 2 dipicu oleh kosleting listrik setempat. Tampak banyak
pasien didorong petugas K3RS, serta perawat dari bed, brankar, kursi roda ada
juga yang dipapah oleh security keluar
dari Gedung yang terletak di halaman belakang Rumah Sakit. Beberapa lintas
sektor datang membantu evakuasi yaitu dari Kepolsian setempat (Kepolisian sektor
Suradadi) dengan 1 unit moobil Polsek, dan dari 1 tim yang terdiri atas 3
personel BPBD (Badan Penanggulangan Bencama Daearah) Kabupaten Tegal berusaha
ikut mengatur dan membantu evakuasi.
Walau
riuh ramai akhirnya evakuasi berjalan lancar, pasien di lantai dua dievakuasi
melalui ram yang terdapat di bangunan sebelah selatan gedung, menuju titik
kumpul (point assembly) yang terletak
di sebelah timur antara instalasi Gizi dengan Gedung Dewa Ruci.
Demikian
simulasi evakuasi saat terjadi bencana kebakaran dan gagal pernafasan, yang
sednng disimulasikan oleh Tim Management
Services and Training 119 dan RSUD Suradadi atas rekomendasi PPNI Kabupaten
Tegal sebagai penutup dari Pelatihan Basuc Training Cardiac Life Support yang
digelar selama 4 hari 10-13 Oktober 2019. Sedikitnya ada 35 peserta yang
terdiri atas karyawan internal RSUD Suradadi maupun petugas kesehatan
keperawatan dari luar RSUD Suradadi yang meliputi Puskesmas maupun RSUD dari
daerah tetangga Kabupaten Brebes dan Kota Pekalongan).
Pelatihan BTCLS kali ini merupakan Pelatihan kedua
yang digelar RSUD Suradadi sebagai pembekalan keterampilan untuk mengantisipasi
terjadinya kegawatdaruratan pada pasien baik akibat sakit maupun karena bencana,
supaya segera tertolong serta dapat mencegah/ mengurangi angka kecacatan yang
lebih berat seperti disebutkan oleh Leavel and Clark dalam 5 level
of prevention langkah pencegahan penyakit. Pelatihan tersebut dipandang
wajib diberikan kepada tenaga kesehatan supaya dapat professional, yakni
mempunyai kemampuan kognitif dan afektif atau psikomotor termasuk di bidang emergency. Di sela-sela Pelatihan
tersebut Ketua Panita BTCLS Andhika Arif,Maulana M.Psi Maulana didampingi Sri
Harso Pamoro, SKM MM Kepala Seksi Keperawatan menyampaikan bahwa dalam dunia
kerja pelayanan kesehatan keperwatan saat ini sertifikat BTCLS bukan lagi
merupakan kelebihan kompetensi melainkan syarat wajib yang harus dimiliki
setiap perawat untuk melamar pekerjaan profesional keperawatan.
Adapun sebagai menu materi wajib yang diberikan
meliputi Penatalaksanaan Pasien akibat Trauma Kepala, Spinal, Thorak, Abdomen,
Musculoskeletal dan Luka Bakar, Penatalaksanaan Pasien dengan gangguan pada airway dan Breathing Management
(intubasi), Penatalaksanaan Pasien dengan Gangguan Sirkulasi, Alat Evakuasi dan
Balut Bidai, Bantuan Hidup Dasar (RJP), code
blue, Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler (Sistem Konduksi
Listrik Jantung, EKG Normal ), Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler
(Therapy Elektrik), Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler (Gambaran EKG
Pasien dengan ACS, Disritmia), Pneumothorak, Gagal Nafas, Batuk darah, simulasi
chest tube, triage pasien, stabilisasi musculoskeletal dan spinal yang diberikan
dalam bentuk teori dan praktik.
Pada akhirnya acara ditutup dengan penyampaian kesimpulan,
kesan pesan serta amanat kepada seluruh peserta beserta reward kepada peserta
terbaik yang disambut dengan tepuk riuh segenap peserta dan panitia. Haarpannya
melalui pelatihan ini maka terjamin keprofesionalitasan tenaga kesehatan, serta
terjaminnya kompetensi dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan pada pasien,
sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko kecacatan bahkan meningkatkan
harapan hidup pasien secara optimal (AF).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar