HIV (Human Immunodeficiency
Virus)/AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur,
daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Orang yang menderita penyakit HIV/AIDS disebut ODHA (Orang Dengan HIV dan
AIDS).
Rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang HIV/AIDS memunculkan stigma dan diskriminatif pada penderita HIV.
Masyarakat bahkan keluarga menjauhi penderita karena takut tertular penyakit
HIV. Mereka tidak mau bersentuhan, berbagi alat makan dengan penderita,
dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal HIV tidak semudah itu menular ke orang
lain. Bila mengacu pada data dari UNAIDS, bahwa ada sekitar 63%
masyarakat Indonesia yang masih enggan ataupun takut berinteraksi langsung
dengan ODHA.
Cara
penularan HIV/AIDS melalui berhubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama,
melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang cukup, serta penularan dari Ibu ke bayinya.
Perlu
diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui sentuhan, berbagi alat makan,
berbagi kamar mandi, berbagi alat mandi, berpelukan dengan penderita. Sikap
diskriminatif itulah yang menyebabkan penderita semakin tertekan dan cenderung
menarik diri dengan lingkungan sosialnya.
Sampai saat
ini HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan, tetapi ada obat untuk penderita dengan tujuan
memperlambat perkembangan virus di dalam tubuh. Penderita diharuskan minum obat
ARV (antiretroviral)
seumur hidup untuk memperpanjang usia hidupnya.
Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penderita HIV. Misalnya dari pihak petugas kesehatan perlu mensosialisasikan kepada masyarakat tentang cara penularan, pencegahan, pengobatan HIV/AIDS. Dukungan terpenting dan terdekat adalah dari keluarga penderita. Maka edukasi terhadap keluarga penderita juga harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi hidup penderita. (Tika/Promkes).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar