Jumat, 05 Januari 2024

HIV/AIDS, Jauhi Penyakitnya Bukan Orangnya


        HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Orang yang menderita penyakit HIV/AIDS disebut ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS).

       Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS memunculkan stigma dan diskriminatif pada penderita HIV. Masyarakat bahkan keluarga menjauhi penderita karena takut tertular penyakit HIV. Mereka tidak mau bersentuhan, berbagi alat makan dengan penderita, dikeluarkan dari pekerjaannya. Padahal HIV tidak semudah itu menular ke orang lain. Bila mengacu pada data dari UNAIDS, bahwa ada sekitar 63% masyarakat Indonesia yang masih enggan ataupun takut berinteraksi langsung dengan ODHA.

Cara penularan HIV/AIDS melalui berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama, melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup, serta penularan dari Ibu ke bayinya.

Perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui sentuhan, berbagi alat makan, berbagi kamar mandi, berbagi alat mandi, berpelukan dengan penderita. Sikap diskriminatif itulah yang menyebabkan penderita semakin tertekan dan cenderung menarik diri dengan lingkungan sosialnya.

Sampai saat ini HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan, tetapi ada obat untuk penderita dengan tujuan memperlambat perkembangan virus di dalam tubuh. Penderita diharuskan minum obat ARV  (antiretroviral) seumur hidup untuk memperpanjang usia hidupnya.

Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penderita HIV. Misalnya dari pihak petugas kesehatan perlu mensosialisasikan kepada masyarakat tentang cara penularan, pencegahan, pengobatan HIV/AIDS. Dukungan terpenting dan terdekat adalah dari keluarga penderita. Maka edukasi terhadap keluarga penderita juga harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi hidup penderita. (Tika/Promkes).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar