Rabu, 26 Juli 2023

Cara Penularan Antraks

 

    Penyakit antraks merupakan salah satu penyakit zoonotik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri antraks (Bacillus anthracis). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan.     Meskipun laporan kasus antraks pada manusia tidak terlalu banyak, tetapi jumlah kematian hewan akibat penyakit antraks cukup banyak. Sebagian besar manusia yang terinfeksi antraks dikarenakan kontak dengan cairan tubuh hewan pemamah biak dan herbivora lainnya seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi bakteri antraks atau oleh spora yang ada disekelilingnya.

Beberapa kasus manusia meninggal akibat mengonsumsi daging hewan terinfeksi antraks. Kurangnya paparan informasi tentang penyakit antraks juga menyebabkan penyebaran penyakit ini semakin meluas. Masih banyak masyarakat yang menyembelih, menjual, bahkan mengonsumsi daging hewan yang sakit/mati.

            Seperti kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, 3 orang meninggal akibat mengonsumsi daging sapi yang mendadak mati dan dikubur. Dari tiga kasus yang meninggal, satu kasus dilakukan pengambilan sampel dan diagnosis suspek antraks. Salah satu warga yang sempat memotong hewan ternak yang mati mendadak itu mengeluhkan demam, pusing, batuk, pembengkakan kelenjar dan perut bengkak.

            Dari kondisi tersebut, penting untuk mengetahui cara mencegah penyakit antraks, yaitu sebagai berikut :

1.    Tidak memasukkan hewan ternak dari sekitar lokasi kasus antraks ke daerah bebas antraks.

2.    Dilarang menyembelih, mengolah, dan mengkonsumsi hewan yang sakit atau mati.

3.    Sebelum mengonsumsi daging, pastikan kualitas daging dari hewan dan masak hingga matang sempurna.

4.    Apabila mengetahui atau menemukan hewan yang sakit dan mati, segera laporkan ke dinas yang membidangi kesehatan hewan.

5.    Tetap jaga kebersihan diri dan lingkungan.

6.    Jika sakit dan memiliki riwayat kontak dengan hewan sakit, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Jika mengalami gejala yang mengarah kepada penyakit antraks, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (tika/promkes).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar