Penyakit antraks merupakan
salah satu penyakit zoonotik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri antraks (Bacillus anthracis). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan
terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam
tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan. Meskipun
laporan kasus antraks pada manusia tidak terlalu banyak, tetapi jumlah kematian
hewan akibat penyakit antraks cukup banyak. Sebagian besar manusia yang
terinfeksi antraks dikarenakan kontak dengan cairan tubuh hewan pemamah biak
dan herbivora lainnya seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi
bakteri antraks atau oleh spora yang ada disekelilingnya.
Beberapa kasus
manusia meninggal akibat mengonsumsi daging hewan terinfeksi antraks. Kurangnya
paparan informasi tentang penyakit antraks juga menyebabkan penyebaran penyakit
ini semakin meluas. Masih banyak masyarakat yang menyembelih, menjual, bahkan
mengonsumsi daging hewan yang sakit/mati.
Seperti kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Dukuh
Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, 3 orang
meninggal akibat mengonsumsi daging sapi yang mendadak mati dan dikubur. Dari
tiga kasus yang meninggal, satu kasus dilakukan pengambilan sampel dan
diagnosis suspek antraks. Salah satu warga yang sempat memotong hewan ternak
yang mati mendadak itu mengeluhkan demam, pusing, batuk, pembengkakan kelenjar
dan perut bengkak.
Dari kondisi tersebut, penting untuk mengetahui cara
mencegah penyakit antraks, yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak
memasukkan hewan ternak dari sekitar lokasi kasus antraks ke daerah bebas
antraks.
2.
Dilarang
menyembelih, mengolah, dan mengkonsumsi hewan yang sakit atau mati.
3.
Sebelum
mengonsumsi daging, pastikan kualitas daging dari hewan dan masak hingga matang
sempurna.
4.
Apabila
mengetahui atau menemukan hewan yang sakit dan mati, segera laporkan ke dinas
yang membidangi kesehatan hewan.
5.
Tetap
jaga kebersihan diri dan lingkungan.
6.
Jika
sakit dan memiliki riwayat kontak dengan hewan sakit, segera lakukan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jika mengalami
gejala yang mengarah kepada penyakit antraks, segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (tika/promkes).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar