2. Berisiko cidera
3. Tidak produktif
4. Berkurangnya kemandirian
5. Butuh pengamanan dan perlakuan ekstra untuk organ tersebut. (bjm/epid)
Penyakit antraks merupakan
salah satu penyakit zoonotik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri antraks (Bacillus anthracis). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan
terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam
tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan. Meskipun
laporan kasus antraks pada manusia tidak terlalu banyak, tetapi jumlah kematian
hewan akibat penyakit antraks cukup banyak. Sebagian besar manusia yang
terinfeksi antraks dikarenakan kontak dengan cairan tubuh hewan pemamah biak
dan herbivora lainnya seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi
bakteri antraks atau oleh spora yang ada disekelilingnya.
Beberapa kasus
manusia meninggal akibat mengonsumsi daging hewan terinfeksi antraks. Kurangnya
paparan informasi tentang penyakit antraks juga menyebabkan penyebaran penyakit
ini semakin meluas. Masih banyak masyarakat yang menyembelih, menjual, bahkan
mengonsumsi daging hewan yang sakit/mati.
Seperti kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Dukuh
Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, 3 orang
meninggal akibat mengonsumsi daging sapi yang mendadak mati dan dikubur. Dari
tiga kasus yang meninggal, satu kasus dilakukan pengambilan sampel dan
diagnosis suspek antraks. Salah satu warga yang sempat memotong hewan ternak
yang mati mendadak itu mengeluhkan demam, pusing, batuk, pembengkakan kelenjar
dan perut bengkak.
Dari kondisi tersebut, penting untuk mengetahui cara
mencegah penyakit antraks, yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak
memasukkan hewan ternak dari sekitar lokasi kasus antraks ke daerah bebas
antraks.
2.
Dilarang
menyembelih, mengolah, dan mengkonsumsi hewan yang sakit atau mati.
3.
Sebelum
mengonsumsi daging, pastikan kualitas daging dari hewan dan masak hingga matang
sempurna.
4.
Apabila
mengetahui atau menemukan hewan yang sakit dan mati, segera laporkan ke dinas
yang membidangi kesehatan hewan.
5.
Tetap
jaga kebersihan diri dan lingkungan.
6.
Jika
sakit dan memiliki riwayat kontak dengan hewan sakit, segera lakukan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jika mengalami
gejala yang mengarah kepada penyakit antraks, segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (tika/promkes).
Masa inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan dari mulai terpajannya seseorang oleh agen penyakit sampai dengan munculnya gejala pertama. Rata-rata masa inkubasi kusta adalah 2-5 tahun. Ini yang mengakibatkan penderita menganggap penyakit ini tidak penting. Sehingga cakupan pemeriksaan kontak erat yang seharusnya dilakukan 2-5 tahun setelah ditemukannya penderita baru di lingkungan mereka, cenderung lupa dilakukan. Sangkin lamanya, orang juga kadang lupa keterkaitan antara gejala kusta yang dialami dengan riwayat dulunya pernah tinggal bersama dengan penderita kusta. (bjm/epid)
Bulan Agustus 2023 ini akan diadakan penilaian eradikasi frambusia untuk kabupaten Tegal. Penilaian tersebut dilaksanakan dalam 3 hari, yaitu:
1. Hari pertama: semua puskesmas berkumpul, diwakili 3 orang (kepala puskesmas, dokter, programer frambusia) untuk menjalani interview (uji kompetensi) oleh tim penilai (Tim NTD, PAEI, PERDOSKI). Pada hari pertama ini kepala Dinkes akan memaparkan materi tentang strategi eradikasi frambusia tingkat kabupaten. Hari pertama ini juga akan dilaksanakan penilaian dokumen fisik eradikasi frambusia.
2. Hari kedua: kunjungan tim penilai ke salah satu puskesmas yang ditunjuk. Di sini harus disiapkan tim eradikasi frambusia tingkat puskesmas, perwakilan kepala desa, guru UKS, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, kader. Di sini kepala puskesmas akan memaparkan materi strategi eradikasi frambusia tingkat puskesmas. Tim penilai juga akan mewawancarai audiens yang hadir.
3. Hari ketiga: penyampaian hasil penilaian eradikasi frambusia di Dinas Kesehatan.
Semua persiapan sedang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan beserta semua puskesmas. Semoga kita bisa melalui tahap penilaian ini dengan baik, dan Tegal dinyatakan bebas frambusia. (bjm/epid)
Rabies merupakan infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia yang ditularkan melalui gigitan hewan. Rabies dapat menyebabkan kematian, sehingga perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Virus ditularkan melalui air liur hewan penderita rabies melalui gigitan atau luka terbuka. Hewan yang paling umum terinfeksi dan menjadi sumber penularan rabies ialah anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar.
Masa inkubasi atau waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala pada rabies bervariasi. Pada manusia, masa inkubasi umumnya 2-8 minggu namun terkadang bisa 10 hari sampai dengan 2 tahun. Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.
Gejala rabies yang dapat terjadi di antaranya demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala, gelisah, takut air (hydrophobia), takut cahaya (photophobia), dan air liur berlebihan (hipersalivasi). Sampai saat ini belum ada pengobatan efektif untuk menyembuhkan rabies namun dapat dicegah.
Saya pernah membaca caption menarik yang sering berseliweran di media sosial. Kurang lebih isi caption tersebut menyampaikan pesan yang memiliki makna mendalam, bahwa setiap kita adalah Ibrahim yang harus merelakan Ismail. Ismail kita bisa saja berupa harta, tenaga, pikiran, maupun hal lainnya yang harus kita relakan untuk kita “lepaskan”. Ya, lebih tepatnya adalah “melepaskan” untuk menerima lebih banyak lagi.
Momen Idul Adha mengajarkan pada kita bahwa apa yang seringkali kita anggap sebagai hak milik kita ternyata semuanya hanyalah titipan semata. Kita belajar untuk mengikhlaskan apa yang kita genggam dengan erat untuk bersiap menerimanya dalam bentuk yang lain atau serupa dengan kuantitas dan kualitas yang jauh lebih baik. Sejatinya, setiap kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri, pun sebaliknya. Bagaimana? Sudah siap menjadi Ibrahim sejatikah kawan? Mari terus belajar…
Selamat menikmati hari raya Idul Adha
bersama keluarga dan tetangga 😊(eas/iakmi)