Rabu, 25 Oktober 2023

Tips Memilih Jajanan yang Sehat

 Jajanan memang identik dengan anak-anak, namun tidak bisa kita pungkiri juga jajanan bukan hanya digemari oleh anak-anak saja, namun semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

 


Layaknya mata uang, jajanan juga memiliki dua sisi baik dan buruk yang harus kita pahami dengan seksama, terutama apabila kita berperan sebagai orang tua. Memillih jajanan yang sehat tentunya harus memenuhi beberapa kriteria, agar kita bisa mengambil manfaat dari jajanan tersebut. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita perhatikan apabila kita memilih jajanan yang sehat yaitu:

1.    Perhatikan komposisi makanan

Berbagai makanan saat ini sangatlah beraneka ragam. Apapun namanya, dan bagaimana pun tampilannya, kita harus tahu betul bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan makanan tersebut, serta bagaimana proses pembuatannya. Tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap kandungan gizi dari jajanan yang akan kita konsumsi. Termasuk diantaranya juga kita perlu memahami apakah terdapat bahan-bahan yang bisa menyebabkan alergi (alergen).

2.    Perhatikan proses pembuatan makanan

Bahan baku makanan sebaik apapun, apabila kita salah dalam memprosesnya, maka akan merusak cita rasa maupun kandungan zat gizi bahan tersebut, sehingga kita tidak dapat mengambil manfaat dari makanan tersebut. Kenali dengan baik sifat bahan makanan yang akan diolah agar bahan makanan tidak rusak atau bahkan membahayakan kesehatan.

3.    Perhatikan pengolah pangan

Bahan dan proses yang baik akan dapat terjaga kehigienisannya apabila berada pada pengolah makanan yang tepat. Pengolah pangan harus paham betul bagaimana cara mengolah bahan baku makanan dengan tetap menjaga kebersihan personal (personal hygiene). Secara sederhana kita bisa memilih pengolah pangan yang memang kita ketahui dapat menjaga kebersihan dengan baik.

4.    Perhatikan peralatan yang digunakan pada makanan

Hindari menggunakan peralatan yang berbahan plastik atau sterofoam untuk jenis makanan yang disajikan dalam keadaan panas/hangat, karena zat-zat karsinogen dari plastik bisa terurai dan mengkontaminasi makanan yang akan kita konsumsi.

5.    Perhatikan cara penyajian makanan

Makanan yang disajikan tanpa menggunakan pembungkus atau penutup akan lebih mudah terkontaminasi daripada makanan yang sudah terbungkus. Usahakan memilih jajanan yang dikemas dengan baik sehingga meminimalisir makanan terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi bukan hanya menyebabkan daya simpan makanan tersebut lebih pendek sehingga makanan akan lebih mudah rusak/basi, namun juga dapat membahayakan kesehatan kita.

6.    Perhatikan harga makanan

Bijaklah dalam memilih makanan dengan harga yang sebanding dengan zat gizi yang akan kita peroleh dari makanan tersebut. Jangan mudah tergiur dengan merk atau label dagang apapun.

 

Demikian tips dari saya, semoga bermanfaat. Terus semangat dan tetap sehat! ðŸ˜Š(eas/IAKMI)

 

#jajanansehat

#tipsjajanansehat

#memilihjajanansehat

#jajanansehatuntukanak

#makanansehat

#tipspilihmakanansehat

#tipsmemilihmakanansehat

#iakmikabupatentegal

#IAKMIKabTegal

#IAKMI

#makanansehat


Rabu, 11 Oktober 2023

Sayangi Dirimu Dengan Menjaga Mental Health

 



Mental Health atau yang akhir-akhir ini sering kita dengar dengan kesehatan jiwa menjadi topik pembahasan yang hangat di kalangan masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Berdasarkan sampeling yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, artinya sekitar 20% populasi di Indonesia itu mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa. Masalah mental saat ini merupakan masalah yang sangat besar karena 20% dari 250 juta jiwa secara keseluruhan potensial mengalami masalah kesehatan jiwa.  Kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh karena masalah kesehatan mental yang terlambat terdeteksi bisa menyebabkan buruknya kualitas hidup,

 Tentu kita selalu bertanya-tanya sebenarnya apa sih arti kesehatan jiwa? Orang seperti apa orang dikatakan sehat secara kejiwaan? Apa secara kejiwaan saya sehat? Berdasarkan WHO jiwa yang sehat adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Saat ini pemerintah sudah menyediaakan pelayanan kesehatan mental di fasilitas kesehatan sampai tingkat terbawah. Untuk mengetahui apakah kita sehat secara mental maka lakukanlah cek kesehatan mental kita di fasilitas kesehatan terdekat dengan melakukan screening. (siwi/epid)

Jumat, 06 Oktober 2023

Rencana Tindak Lanjut Paska Penilaian Eradikasi Frambusia

Rabu, 6 September kemarin adalah puncak penilaian eradikasi frambusia bagi kabupaten Tegal. Dan hasilnya, kabupaten Tegal dapat dipastikan akan mendapatkan sertifikat bebas frambusia. Sertifikat tersebut akan diserahkan kurang lebih 3 bulan setelah penilaian. Lalu, apa langkah-langkah yang harus dilakukan paska penilaian eradikasi frambusia?


Meksipun Tegal telah dinyatakan bebas frambusia setelah menerima sertifikat nanti, tetap saja ada kemungkinan muncul kasus frambusia. Bisa jadi import dari provinsi lain yang endemis. Oleh karena itu ada beberapa langkah yang harus tetap dilakukan paska penilaian eradikasi frambusia sampai dengan batas waktu tertentu yang akan diputuskan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk berhenti melakukannya, yaitu:

1. Upaya promosi kesehatan. 

Upaya sosialisasi, edukasi tentang frambusia, PHBS, kesehatan lingkungan tetap harus dilakukan paska penilaian. 

2. Laporan Zero Report

Laporan zero report, setiap bulannya harus tetap dilaporkan maksimal tanggal 5 bulan berikutnya. Baik online, maupun offline. Hal ini untuk membuktikan proses pengamatan penyakit masih terus berlangsung.

3. Skrining kasus

Penyaringan kasus frambusia tetap dilakukan meskipun dalam bentuk upaya pemeriksaan pasif di tempat pelayanan kesehatan. Bukan secara aktif melakukan kunjungan ke lapangan untuk mencari kasus suspek frambusia. Terkecuali ada laporan dari warga mengenai adanya kecurigaan kasus frambusia, petugas puskesmas harus berkunjung ke lapangan.

4. Pertemuan evaluasi dan perencanaan

Untuk memastikan kegiatan paska penilaian eradikasi frambusia tetap berjalan, tentunya koordinasi harus diadakan dalam pertemuan-pertemuan evaluasi dan perencanaan kegiatan.

5. Penganggaran kegiatan 

Kegiatan paska penilaian eradikasi frambusia tetap diangarkan meskipun bukan secara ekspilit dan spesifik untuk frambusia, namun dapat terintegrasi dengan kegiatan lain seperti pertemuan kader, kegiatan penyuluhan warga, posyandu, dan sebagainya. (bjm/epid) 

Rabu, 04 Oktober 2023

Cegah Stunting Sejak Dini


Cegah Stunting Sejak Dini

        Saat ini stunting masih menjadi pembicaraan di berbagai sektor, tidak hanya di sektor kesehatan saja. Mulai dari sektor pendidikan, sosial maupun ekonomi. Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan atau panjang badan anak dibawah standar. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua anak pendek itu stunting, perlu pemeriksaan lebih lanjut, tetapi anak stunting pasti pendek. Penanganan stunting merupakan hal yang kompleks, membutuhkan peran dari berbagai sektor.

       Jika stunting diketahui sejak dini, pemulihan untuk mengembalikan ke kondisi tinggi badan normal akan relatif lebih mudah dan cepat. Terdapat istilah masa emas anak yaitu masa 1000 HPK (1000 Hari Pertama Kehidupan). 1000 HPK dimulai dari bayi di dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Di waktu ini stunting bisa lebih cepat untuk ditangani. Sebaliknya jika penanganan stunting di usia lebih dari 2 tahun maka waktu pemulihan akan lebih lama.

Cara penanganan bagi anak stunting diberikan gizi yang cukup sesuai porsi isi piringku, yaitu ada makanan pokok (nasi), lauk pauk (protein hewani, protein nabati), sayuran, buah. Untuk menjadi perhatian bahwa porsi lauk hewani dianjurkan lebih banyak dibandingkan dengan lainnya. Makanan yang termasuk dalam golongan protein hewani adalah telur, daging ayam, ikan, daging sapi, daging kambing, hati ayam. Di dalam lauk hewani selain mengandung protein tinggi juga mengandung vitamin dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan vitamin dan mineral yang terdapat pada buah dan sayur.

        Pencegahan stunting secara komprehensif bisa dilakukan sejak usia remaja, terutama remaja putri. Di mana remaja putri mengalami menstruasi yang akan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin di dalam darah. Maka remaja putri rentan mengalami anemia. Para remaja putri ini di masa yang akan datang akan menikah dan akan mengalami masa kehamilan. Jika pada masa kehamilan sang calon ibu mengalami anemia maka rentan mengalami kelahiran prematur, perdarahan pasca melahirkan dan berisiko melahirkan anak yang stunting.

          Untuk mencegah anemia pada remaja salah satunya dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri usia 12-18 tahun, dikonsumsi setiap minggu sekali. Hal ini dapat memutus mata rantai kejadian stunting pada anak. Jika hanya fokus menangani anak-anak stunting saja maka angka kejadian stunting akan terus ada pada generasi-generasi selanjutnya. Harapannya dengan remaja yang sehat akan menghasilkan keturunan yang sehat, unggul, berdaya saing dan bebas stunting. (Tika/Promkes)