Obesitas masih merupakan masalah kesehatan bagi negara
sekarang ini. Obesitas tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak.
Obesitas pada anak adalah faktor penentu yang sangat penting terhadap obesitas
pada usia dewasa. Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang
digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Untuk
menentukan seseorang terkena obesitas atau tidak adalah dengan melakukan
pengukuran Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
(IMT) di mana berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2).
Faktor-faktor
yang menyebabkan obesitas antara lain faktor genetik, faktor lingkungan, faktor
nutrisional dan faktor sosial ekonomi. Faktor nutrisi berubahnya pola makan seperti
konsumsi makanan siap saji yang dikemas dengan begitu menarik mengakibatkan
peningkatan konsumsi lemak. Berkurangnya lapangan tempat bermain serta makin
tersedianya teknologi dengan game semakin membuat anak malas untuk
bergerak.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan kematian 10,3%
dari seluruh kematian di dunia. Kematian akibat obesitas biasanya diakibatkan
karena adanya komplikasi-komplikasi jangka pendek dari obesitas itu sendiri yang
berakibat terhadap gangguan pertumbuhan tulang, penyakit endokrin,
kardiovaskular dan sistem gastrointestinal. Penyakit lain yang menyebabkan
komplikasi pada obesitas seperti Diabetes Mellitus tipe 2, kolestrol, darah
tinggi dan lain-lain.
Untuk mengurangi angka kejadian obesitas, The United
States Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan untuk anak-anak
sekolah melakukan aktivitas fisik paling tidak selama 60 menit setiap hari. Aktivitas
ini bermanfaat bukan hanya untuk mendapatkan kondisi tubuh yang sehat tetapi juga
bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan dalam mencegah stres. Rendahnya
aktivitas fisik merupakan faktor utama yang mempengaruhi obesitas. (siwi/epid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar